Kamis, 04 September 2014

Sebuah Perjuangan



Alhamdulillah, tiada hentinya aku mengucap syukur kepada Allah karena akhirnya secara resmi aku mendapatkan tempat magang di sebuah perusahaan tekstil di Indonesia yang terletak di Jatiluhur, Purwakarta. Teringat kembali perjuangan aku dan partnerku dalam mencari perusahaan yang mau menerima kami sebagai anak magangnya. Hufft...
                Pada awalnya kami mencari perusahaan dengan browsing-browsing di internet dan kebetulan bertemulah dengan seorang senior dalam blog yang ditulisnya. Dalam blog tersebut terdapat daftar-daftar perusahaan yang menerima mahasiswa yang hendak magang. Satu persatu kami telaah, dan kami menjatuhkan hati pada satu perusahaan polimer yang terletak di Cilegon. Setelah kami sepakat, kami mengajukan pilihan kami pada sang ketua kelas. Namun, ternyata ada kelompok lain yang ingin masuk ke perusahaan itu juga, dan akhirnya kami mengalah dan mencari perusahaan lain. 

Akhirnya kami memilih akan mengajukan proposal ke perusahaan penyulingan minyak yang ternama di Indonesia yang salah satu cabangnya terletak di Cilacap, Jawa Tengah. Namun setelah dicari tahu, ternyata untuk mendapatkan data demi penilitian industri (yang merupakan salah satu tugas kuliah juga) sangat susah dan sangat terbatas, akhirnya kami mengurungkan niat kami.
Setelah itu kami berdiskusi via telepon dengan senior yang menulis blog tersebut mengenai sebuah perusahaan polimer milik jepang yang namanya seperti merk mobil, dan kata beliau pada dasarnya untuk masuk ke perusahaan itu haruslah memiliki link yang kuat dengan orang dalam. Tapi kami sebagai anak yang lugu yang masih percaya terhadap keberuntungan dan anti KKN (cieelaaaah) akhirnya nekat mengajukan proposal ke perusahaan jepang itu. Dan benar saja, sejak kami mengajukan proposal semester lalu hingga sekarang kami tidak mendapatkan kabar apapun, baik itu diterima atau ditolak. Kami bahkan hampir mendatangi perusahaannya hanya untuk minta surat konfirmasi, tapi karena keterbatasan dana akhirnya kami gak jadi ke sana. Hehehehe.

Karena desperate tidak mendapat jawaban setelah hampir 2 bulan, kami mengajukan proposal baru ke perusahaan oil refinery yang terletak di bekasi. Sudah mengirim proposal, dan proposal terdata sudah diterima, eh ternyata proposalnya tidak disampaikan ke HRD magangnya. Akhirnya selama seminggu kami mengurus proposal nyasar itu, mulai dari satpam yang menerima proposal sampe ke HRD kami telusuri, dan alhamdulillah akhirnya sampai juga ke sang HRD yang agak sedikit jutek itu (maklum karena tenyata orang batak, sama kaya aku hihihii). Sudah menghubungi HRD dan beliau bilang bisa menerima kami untuk bulan september (setelah libur), akhirnya kami lega karena akhirnya menemukan tambatan magang hahaha. 

Aku akhirnya memesan tiket pulang ke sibolga, dan santai menunggu saat ujian dan liburan tiba. Ujian selesai, kami kembali menghubungi ibu HRD perusahaan oil refinery itu, dan astaganaga nyaaaaaaa ternyata baru saja terjadi kebakaran di plant refinery dimana kami ditempatkan pada saat magang nanti. Mendengar hal tersebut hati kami langsung hancur. Semuanya jadi rumit, apalagi kami mendapatkan kabar tersebut sehari sebelum aku berangkat pulang kampung. Aku tidak mungkin mengundur penerbangan itu soalnya dua tiket sebelumnya aku sudah cancel, dan jika ditambah dengan ini aduh kerugiannya besar sekali. Akhirnya aku hanya bisa minta tolong ke partnerku untuk mengurus segala sesuatunya di Bandung. Dan alhamdulillah nya sahabatku ini mau dan akhirnya aku bisa berangkat dengan tenang. 

Atas rekomendasi dosen koordinator, akhrinya kami mengajukan proposal ke perusahaan tekstil di Jatiluhur. Selama di sibolga aku hanya bisa menelpon, memantau, dan menanyakan apakah proposal sudah sampai apa belum. Menurut sahabat yang merangkap sebagai partnerku, proposal sudah sampai. Namun menurut bagian personalia, proposal belum sampai, dan akhirnya kami menunggu seminggu lagi siapa tau bakalan sampai. Seminggu kemudian kami telepon, dan memang tidak sampai sama sekali. Akhirnya sahabatku pergi mengantarkan proposal itu langsung ke perusahaannya. Dan kabar buruknya, kami baru bisa magang bulan oktober dan selesai bulan desember. Sedangkan semua laporan harus sudah masuk bulan desember. Gak mungkin kami bisa dengan secepat kilat menyelesaikan laporan sambil magang. Tapi mau bagaimana lagi, akhirnya kami terima saja. Eeeehhh ga tau nya, ada info bisa masuk bulan september. Kami senang sekaliiiiiiiiiii....

Akhirnya kami dengan senang mulai mempersiapkan diri, dan aku mulai mengkemas barang-barangku dan memesan tiket kembali ke Bandung. 

Kesan pertama memasuki gerbang perusahaan tempat kami magang adalah satu, menyebalkan. Salah satu faktor aku ngomong begitu adalah satpamnya yang super jutek dan fakta bahwa aku jauh dari rumah, istilahnya aku belum begitu siap lah dengan kondisi seperti ini. Pukul 05.30 aku sudah bangun untuk bersiap-siap ke kantor. Sucks! Seperti kuliah kembali.

Oiya pertama masuk kantor personalia rasanya deg-degan, dan ada sedikit masalah sebelumnya. Kami dibilang seperti hendak ke pesta karena dandanan kami. Padahal kami hanya memakai baju putih dan celana hitam serta sedikit memakai bedak. Apanya yang seperti ke pesta???? Hahahahha anggap saja karena kami cantik sehingga si bapak mengatakan kami hendak ke pesta. Dan lucunya, ketika sedang mengobrol dengan salah satu staff bagian personalia mengenai peraturan serta hal-hal yang menjadi hak kami, orang tersebut bilang kalau aku mirip dengan seseorang di masa lalu nya. Hahahhahaha. Awkward moment.

Mungkin sekian dulu curhat tak berguna ini.
Peace, love, and hidup mahasiswa!!!

Selasa, 27 Mei 2014

One of many wishes of mine.

sebagai cewek yang berumur 20 tahun plus plus, apakah wajar kalau sudah mulai berangan-angan mengenai pernikahan? kalau aku pikir sih sudah wajar ya.

hmmm... teringat ketika masih SMA, jaman-jamannya punya pacar, saat itu keinginanku untuk menikah di usia muda itu sangaaaaaaat sangat besar, kalau bisa sih umur 22thn udah nikah. Ini sih keinginan anak ingusan yang masih labil yang taunya cuma cintaaaaa ajaaaa. Nah ketika putus, dan sudah memasuki bangku perkuliahan mulai deh tuh galau, cari pacar trus ga dapet-dapet, dan akhirnya memutuskan untuk mengundur usia pernikahan menjadi umur 24 tahun, hahahahahahhahah -_-. Tapi sampe sekarang aku sih belum yakin bisa tercapai targetnya, soalnya ya calon gebetan aja belum ada -_-.

Dan yang lebih ngenes lagi, di kampus, aku bersahabat dengan 3 orang cewek, dan 2 orang sudah punya pacar, sedangkan yang satunya lagi udah punya gebetan.  Jadi, bisa dibayangkan bagaimana perasaan aku ketika mereka sedang dengan asiknya membicarakan pasangan mereka, sedangkan aku hanya bisa duduk mendengarkan sambil berharap ada yang ngasih kabar melalui telepon, bbm, atau line deh minimal -_-.
Tapi, di saat aku sendiri, mereka tetap ada ko buat aku, :").

Yang lebih parah lagi, geng aku waktu SMA. Aku bersahabat dengan 5 orang yang satu kelas denganku dulu. Dan satupun dari mereka tidak ada yang punya pacar (meskipun satu diantaranya pura-pura gak punya, dan akhirnya ketahuan sama kita gara-gara do'inya curhat kena apes #turutBerduka). Jadi, dengan demikian, kami adalah geng jomblo-jomblo ngenes yang tiap malam sabtu dan minggu mencoba melakukan pencitraan dengan tidak muncul di grup Whatsapp atau Line -_-.
Saking ngenesnya, kami akan sangat bahagia bila ada satu orang yang memancing kami keluar dari lingkaran kejombloan ini. Kami bahkan melakukan pertaruhan yaitu menebak siapa yang pertama menikah nanti, dan 3 dari mereka mempertaruhkan aku. (oke doakan saja :"").

Untungnya, ada satu orang di antara kami yang jago gambar, sehingga beliau bisa memecah kegalauan dengan menggambarkan bagaimana nanti ketika kami menikah sesuai dengan keinginan kami. Salah satunya adalah gambar di bawah ini
karya : Hasnan Fiqri
nb: itu rambut aku emang rada merah -_-

lucu yaaaa kalo misalnya nanti punya wedding dress warna toska gitu hihiii \(^o^)/

yasyudah deh, jam sudah menunjukkan pukul 22:54 waktu Indonesia bagian galau.
sampai jumpaaaa di postingan yang ga penting selanjutnya.

peace, love, and galaauuu ^^


Kamis, 01 Mei 2014

~_~

mmmmm.... udah beberapa minggu aku ga nulis di blog ini. bukan karena ga ada cerita, bukan karena sibuk, bukaann... aku cuma ga ada pulsa modem doang. gimana ya..namanya juga mahasiswa. apapun kekurangan mahasiswa bisa dimaafkan. iye ga?

kebetulan minggu ini adalah minggu ujian tengah semester, jadi mau gimana lagi, aku harus belajar keras dan bekerja keras (ciiieeellaaah...) demi mendapatkan ilmu dan skill serta nilai yang bagus (ciiieeellllaaah lagiiiiii...).

yasudah atuh ya, abdi mau belajar dulu.
daaaah..
peace, love, and ciieeellaaah....

Sabtu, 22 Maret 2014

Ketika Flu Menyerbu

Ketika flu meyerbu, 24 jam hari kita setengahnya dipakai untuk buang ingus doang. Kebayang ga sih ribetnya? Tapi kalo kita membiarkannya bersarang di dalam, ngeganggu banget kan? Apalagi kalo kita membiarkannya keluar secara alami. Iyuuuuhhhhhh. Saya jadi ingat si Boo temennya sinchan. Ga kenal?? Itu loooh yang ingusnya bergelantungan dengan sangat menawan dihidungnya. Coba ya, waktu kita lagi baca buku, trus karena kita menunduk ingus kita tiba-tiba meluncur dan tesss tess tess menetes di buku kita, membentuk pulau-pulau yang indah. atau parahnya lagi pas kita lagi makan cream soup, trus si itu menetes kedalem soup nya dan kita tetap makan soalnya ga bisa bedain yang mana cream soup dan yang mana si itu -__-__-.

Nah ini sekarang saya sedang mengalami hal tersebut. Sejak jam 12 siang tadi saya buka laptop mau ngerjain tugas, sampe sekarang jam setengah 3 masih kelar 2 halaman doang. Tau ga saya ngapain aja? Buang ingus!!! Betapa kegiatan itu sangat wasting time -_-.

Sekian dulu curhatan tak berguna ini. Pesan saya, jagalah kesehatan kalian, kalo perlu pasang pagar biar kesehatannya ga lari kemana-mana. Camkan itu anak muda!!

Salam peace, love, and nyingsring!!

Jumat, 07 Maret 2014

High School Year


 Saya bersekolah di SMAN 1 Sibolga. Sesuai namanya, (katanya) sekolah itu nomor 1 di Sibolga. Ya terbukti ketika saya mau masuk ke sana. Ada beberapa proses seleksi yang harus dilewati. Yang pertama adalah seleksi di SMP. Orang-orang yang berhak mengikuti seleksi di SMAN 1 itu adalah yang berada di ranking 1-10 paralel di SMP nya. Oiya, saya sekolah di SMP Al-Muslimin. Dan untuk masuk 10 besar paralel di SMP itu juga lumayan sulit loh, ketika kita harus berebut dengan 2 kelas lain. Tapi Alhamdulillah, saya masih ada di peringkat 4 saat itu.

Setelah itu proses seleksi pertama lulus. Masuk ke seleksi akademik, Alhamdulillah dapat peringkat 6. Setelah itu test kesehatan fisik, dan saya berada di peringkat 2 terbawah -___-. Kemudian yang terakhir adalah TPA dan wawancara dengan menggunakan bahasa Inggris. Alhamdulillah, akhirnya lulus dan secara keseluruhan berada di peringkat 7. Dari beratus bahkan beribu aplikan (sekolah gratis, siapa yang gak mau cobaaaaa), yang diterima hanya 40 orang. Karena kelas berdasarkan peringkat, dan satu kelas terdiri dari 20 org, itu berarti membuat saya ada di kelas X-1.

Banyak sekali hal yang saya rindukan, salah satunya ada guru-gurunya. (katanya sih) Guru-guru yang masuk ke kelas kami adalah guru hasil seleksi yang dilakukan pemerintah kota Sibolga. Jadi, (katanya sih) beberapa guru setiap mata pelajaran di setiap sekolah yang ada di Sibolga diseleksi, dan yang lulus berhak berhak mengajar di kelas kami. Ceilaaaaaaaaaaaah gaya beneeeeerrr. Ada bermacam-macam tipe guru yang kami hadapi, ada yang suka merajuk, ada yang full of catetan, ada yang suka ngelawak, ada yang suka cerita, ada yang suka bikin deg-degan (bukan karena ganteng, bukan. Tp suka tiba-tiba ngambil absen dan manggil nama kita satu-satu buat menyelesaikan soal-soal, fisika, di papan tulis, tanpa persiapan apapun -_-), dan ada yang suka memberi “sarapan” ke siswa-siswi nya =))). Semuanya baik dan menyenangkan (ketika sudah tidak berhadapan lagi dengan mereka =))))

Dalam satu kelas kami hanya terdiri dari 20 orang. Tiga tahun bersama dengan 19 orang yang itu-itu lagi, membuat kami merasa sudah seperti saudara (ya setidaknya itulah yang saya rasakan). Tipe teman-teman sekelas sangat beragam, ada yang rajin, ada yang ‘ala lah e, iyokan sajolah mak lakke’, ada yang pendiam, ada yang liar, ada yang diam-diam liar, ada yang hobi nyanyi lagu-lagu religi, ada yang hobi nyanyi lagu-lagu lawas, ada yang suka minjem pena, macam-macam lah. Dengan perbedaan yang ada dan latar belakang suku yang hampir sama, Batak, membuat kami liar-liar cakeup dan lumayan pintar (saya akui, karena kami 100% bisa lulus ke PTN) :)).

Terletak di lokasi yang strategis, daerah tempat tinggal kami ini mempunyai spot-spot yang asik buat dijajah ketika weekend tiba. And the best spot is, of course, beach. Sibolga terletak di sepanjang pantai. Bayangkan saja pantai bisa dicapai hanya dalam waktu 10 menit. Awesome kan ya :).
Jadi, ketika kami lelah dengan segala aktivitas akademik, kami biasanya menenangkan diri di tepi pantai. Dan biasanya ketika mata pelajaran olah raga, kami bermain bola voli atau bola tangan atau kasti di lapangan yang terletak di pinggir pantai. Terima kasih Pak Pres (RIP) telah membawa kami ketempat itu. We were doing so much fun there.

seusai ekskul voli beberapa dari 40 orang, beserta Pak Pres. (Pelabuhan Lama)

weekend bersama (Pandaratan)


Highschool saya begitu meriah dan low budget hahaha. Terima kasih.


Kamis, 27 Februari 2014

The FUNtastic Four

"persahabatan bagai kepompong
hal yang tak mudah berubah jadi indah"

Hari ini saya menyadari betapa indahnya persahabatan kami, empat cewek yang dulunya gila dan sekarang tak disangka dan tak dinyana masih tetap gila.

Kami bertemu di sekolah menengah atas, walaupun ada yang sudah pernah bertemu sebelumnya di sekolah dasar. Itu terjadi pada saya dan Lira. Dulu ketika sekolah dasar, kami berada di kelas yang berbeda jadi tidak pernah bertegur sapa walaupun sempat dipertemukan dalam satu acara yang digelar selama tiga bulan, tapi yang jelas saya kenal dengannya. Kemudian ada lagi yang ternyata rumahnya di seberang rumah nenekku, dialah Titien. Begitu nenek saya tau saya masuk SMA itu, saya langsung diberi tahu kalo ada orang yang namanya Titien yg lulus di sekolah yang sama dengan saya. Dan yang satunya lagi, Indi. Perkenalan dengan Indi adalah yang paling absurd, menurut saya. Hal ini terjadi ketika rehearsal upacara bendera. Ya pada saat itu, siswa-siswi angkatan terbaru lah yang menjadi petugas upacara untuk membuka tahun ajaran baru. Back to rehearsal, kami semua masih latihan paduan suara. Ketika itu, saya dan salah satu teman saya dari SMP yang sama sedang membicarakan sebuah anime yang ketika itu nge-hits, Naruto. Jadi ketika kami sedang mengobrol, tiba-tiba si Indi noleh ke belakang dan langsung nimbrung "Ada sekarang woy di Indosiar judulnya Bleach", begitulah kira-kira. Yang jelas, dengan SKSD-nya dia ngomong dan kemudian kembali melihat ke depan. Saya dan teman saya hanya mengangguk saja. -_-. Tapi itulah momen-momen yang membuat kami kenal satu sama lain. (ya selain perkenalan ketika MOS).

Selama tiga tahun di SMA, saya menghabiskan waktu saya lebih banyak dengan mereka, mulai dari senam pagi, belajar, makan siang, nunggu angkot pulang, jalan ke tempat penyewaan DVD,  nonton ketika ada jam kosong, ngerjain PR (di sekolah sebelum masuk), mengobrol hal-hal yang saya rasa tidak ada faedah nya sama sekali, make fun of ourself, semua hampir dilakukan bersama-sama. Bayangkan sekolah mulai jam 6.45 sampe 16.00, 9 jam plus plus nya kami bareng-bareng dan selama 6 hari selama seminggu (belum lagi ketika ada tugas kelompok di hari minggu). Fiuuuh bosen daaaah ketemu kalian wae. :p

2011, tiba waktunya untuk melanjutkan pendidikan kami. Dan ternyata, kami berpencar dan tak sengaja di pulau yang sama. Jawa. Saya di Bandung, Titien di Jakarta, Indi di Jogjakarta, dan Lira di Semarang. AWESOME. Dan Alhamdulillah, berkat adanya Whatsapp dan Line, kami tetap bisa saling berkomunikasi sampai merencanakan meet up di setiap tempat kami tinggal.

Mei 2012, kami meet up di Bandung. Dan maaf ke teman-teman saat itu saya masih ada kuliah dan acara terbesar UKM yang saya ikuti. Jadi meet up nya kurang efisien. :((
Cihampelas Walk

Tahun 2013 kami tidak sempat meet up, karena kesibukan kuliah, maklum tingkat 2 rada-rada sibuk sedikit. Jadi kami hanya bisa bertemu di kampung halaman kami, Sibolga.
Pantai Kutai

Dan tahun 2014 kami kembali bertemu, dan kali itu di Jogjakarta. Kami menghabiskan waktu selama 5 hari di kostan Indi (tenkyu sudah mau  menampung kami, xoxoxox).
Candi Borobudur

Yang membuat saya terharu dan salut dari kami adalah ketika kami sudah terpisah jauh, kami masih dan harus bisa bertemu, minimal sekali setahun untuk saling melepas rindu (meski gak yakin juga sih... yang ada malah saling membully (lagi)).

Udah ah, cukup ya. Saya sudah mulai menitikkan air hidung. Bubye...
"Bitch, please"

Rabu, 26 Februari 2014

Gudeg di Gereja Tua

"hanya satu yang tak terlupakan
kala senja di gereja tua
waktu itu hujan rintik-rintik
kita berteduh di bawah atapnya"

Tiba-tiba saja lagu itu terngiang di telinga saya sore ini. Saya jadi teringat perjalanan saya dan teman-teman ke kota pendidikan, Jogjakarta, beberapa minggu yang lalu. Trus apa hubungannya dengan lagu itu? Well, lagu itu sempat menjadi backsong kami ketika makan di warung nasi gudeg yang terletak di sentra gudeg (saya juga lupa nama daerahnya apa, kalau ga salah sih Depok, Sleman). Jadi, kalau kita makan di warung itu kita akan ditemani live music oleh para musisi tradisional Jogjakarta, dan kebetulan lagu itulah yang berulang kali dinyanyikan sampai kami hapal bagaimana lagamnya. Hahaha, ya lumayan seru sih.

Awalnya kami datang ke tempat itu atas rekomendasi teman. Katanya sih banyak artis yang kalo ke Jogja, pasti singgah ke warung itu. Yaaaa siapa tau ada artis yang lagi apes trus ketemu kita. Hoahahaha. Dan ternyata peruntungan artis-artis sekarang sedang bagus. -_-

Saat itu kami bertiga memesan makanan yang sama, kalo ga salah sih pake sayap ayam, trus telur bacem gitu (saya juga kurang paham telur itu dikasih treatment apa), dan semacam kerupuk kikil yang disambel. Untuk ukuran anak kost yang merantau seperti saya mungkin agak sedikit shock liat harganya, tapi ya buat nyobain ya rapopo toh. Belum ke Jogja kalau belum makan gudeg! Camkan itu!!
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya sang pemadam kelaparan pun datang. Beginilah rupanya
sorry hp gue kamera nya cuma 2 MP

Buat saya sih sangat mengenyangkan dengan harga 20K. Tapi, mungkin karena saya udah keseringan makan makanan yang puedes dan tiba-tiba disuguhkan makanan manis yang ditemani dengan nasi pula, cukup membuat saya .............. Maksud nya kurang cocok dengan selera aja. Tapi sambel nya mantep sih hehehe..

Sekian dulu nostalgila singkat saya tentang lagu Gereja Tua. Sampai jumpa di lain kesempatan. Salam peace, love, and gudeg. ^^